Kunjungi Sekolah, Indonesia Tegaskan Dukungan pada UNRWA

By Admin

nusakini.com---Duta Besar RI untuk Yordania, Andy Rachmianto, bersama beberapa dubes asing di Yordania, mendampingi Komisaris Jenderal UNRWA (United Nations Refugee Work and Relief Agency for Palestinian Refugees), Pierre Krähenbühl, dalam kunjungan ke camp pengungsian di kota Amman, Yordania, akhir pekan lalu.

Pada kunjungan tersebut, Dubes Andy menegaskan secara langsung kepada Krähenbühl bahwa Indonesia akan turut mendukung penggalangan dana untuk membantu operasional UNRWA, baik itu melalui dukungan domestik maupun mendesak negara-negara internasional untuk memberikan perhatian yang lebih kepada UNRWA.   

Selama tahun 2018, bantuan Indonesia untuk UNRWA, baik yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, maupun perorangan (philanthropist) telah mencapai nilai USD 1,365 juta. Saat ini sedang dijajaki rencana peluncuran (launching) kampanye #Dignity is priceless yang akan dilakukan oleh UNRWA bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam rangka menggalang dukungan dari publik Indonesia untuk membantu pengungsi Palestina. 

“Diharapkan rasa solidaritas dan kedermawanan masyarakat Indonesia dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina," kata Dubes Andy. 

Di camp pengungsian tersebut, Krähenbühl mengunjungi salah satu sekolah UNRWA tertua, dikelola sejak 1955, di Yordania untuk menunjukkan komitmen UNRWA tetap membuka operasional sekolah sesuai tahun ajaran baru di Yordania. 

“Seluruh murid dan staf pengajar diharapkan untuk fokus dalam belajar dan mengajar, serta jangan terganggu oleh pemberitaan media mengenai krisis yang dihadapi UNRWA. Saya akan mencarikan alternatif pendanaan lain untuk memastikan program pendidikan UNRWA bagi para pengungsi Palestina tetap berjalan," ujar Krähenbühl. 

Krähenbühl kembali menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk keberlangsungan operasional sekolah meskipun dalam kondisi sulit. Karena meningkatkan pendidikan anak-anak usia sekolah dari pengungsi Palestina adalah merupakan salah satu komitmen dasar dari lahirnya UNRWA. 

Pembukaan tahun ajaran baru di sekolah UNRWA tahun ini memiliki makna yang mendalam, karena diselenggarakan di tengah krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA. Hal ini mengancam keberlangsungan program pendidikan bagi para pengungsi anak Palestina. Kondisi finansial UNRWA saat ini masih mengalami defisit sebesar USD 217 juta, sehingga mendesak UNRWA untuk mencari dukungan sumber dana baru, tidak saja berasal dari negara donor namun juga dari kalangan korporasi maupun perorangan.  

UNRWA merupakan badan PBB yang memiliki mandat untuk memastikan pemenuhan hak-hak dasar bagi pengungsi Palestina yang dibentuk 1 Mei 1950, yang memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial kepada pengungsi Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Saat ini UNRWA mengelola sebanyak 709 sekolah dengan 21.946 orang guru yang mengajar anak didik sebanyak 515.260 orang di lima wilayah operasional tersebut. Khusus di Yordania, UNRWA mengelola 171 sekolah, 3 vocational training center dengan 121.368 murid yang tersebar di 10 camp pengungsi. (p/ab)